Stop Buang Makanan! Komunitas Nol Sampah Kampanyekan Hidup Tanpa Food Waste

Dilansir dari rri.co.id – KBRN, Kediri: Komunitas Nol Sampah Surabaya menggagas Gerakan Makan Dihabiskan untuk mengurangi pemborosan makanan. Program ini bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan sepuluh sekolah Adiwiyata di Surabaya.

Gerakan ini dimulai setelah evaluasi program Menu Beragam Gizi (MBG) di sekolah-sekolah Surabaya. Temuan menunjukkan sebagian besar siswa tidak menghabiskan makanan yang disediakan.

Rata-rata, siswa SD menyisakan 100 gram dari 250 gram makanan per hari. Sementara itu, siswa SMP dan SMA masing-masing menyisakan 40 gram.

Menurut Hermawan Some, Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya, sisa makanan menyumbang setengah dari total sampah kota. “Sampah makanan yang terurai menghasilkan gas metan, yang lebih berbahaya dari karbon dioksida,” ujarnya kepada RRI Kediri, Jumat (24/1/2025).

Gerakan ini bertujuan mendidik masyarakat, terutama siswa, tentang pentingnya menghabiskan makanan. “Pemborosan makanan berdampak pada ekonomi dan lingkungan. Dengan mengurangi pemborosan, kita mengurangi sampah dan dampaknya terhadap perubahan iklim,” tambah Hermawan.

Dukungan dari sepuluh sekolah Adiwiyata memperkuat gerakan ini. Sekolah-sekolah tersebut menjadi pionir dalam menerapkan pola makan bijaksana di kalangan siswa.

Inisiatif ini diharapkan mampu mengubah perilaku masyarakat terhadap keberlanjutan lingkungan. Kolaborasi komunitas, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan gerakan ini.

Gerakan Makan Dihabiskan di Surabaya adalah langkah konkret menuju kota yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *